Manusia
adalah makhluk sosial yang mana dia tidak bisa memenuhi kebutuhannya dengan
sendiri dan memerlukan bantuan dari orang lain, fitrahnya setiap manusia pasti
mempunyai kebutuhan baik kebutuhan Sandang Pangan dan Papan. Meskipun demikian
manusia tidak dapat memenuhi itu semua, bahkan hanya dapat memenuhi kebutuhan
Sandang dan Pangan nya saja, itu pun sukar dipenuhi.
Begitupula
saya, seperti kondisi diatas yang mungkin hanya bisa memenuhi kebutuhan hidup
hanya sebatas sandang dan pangan, akan tetapi mempunyai cita-cita yang tinggi,
namun jangankan untuk bersekolah untuk mencapai cita-cita tinggi tersebut untuk
kebutuhn sehari-hari pun masih kurang ditambah lagi dengan kondisi orang tua
yang mungkin sudah tua renta, sakit bahkan sudah tidak mempunyai kedua orang
tua. Lalu, dengan kondisi yang serba kukurangan tersebut apakah kami masih bisa
menggapai cita-cita kami yang tinggi itu? Apakah ini hanya sekedar mimpi
disiang bolong? angan ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi
dengan kondisi yang tidak mencukupi seperti ini.
Padahal
berdasarkan amanah Pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
mana negera menjamin setiap warga negeranya untuk dapat mengenyam pendidikan
setinggi-tingginya.
Berasal
dari latar belakang keluarga yang kurang mampu memang menjadi masalah yang
dihadapi warga Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan
tinggi, terkadang dalam kehidupan nyata, banyak kita temui ada orang tua atau
keluarga yang mampu untuk megkuliahkan anaknya untuk ke jenjang pendidikan
tinggi namun dari anak tersebut tidak mau melanjutkan pendidikan ke jenjang
lebih tinggi atau kuliah, begitupun sebaliknya, dengan kondisi orang tua atau
keluarga yang kurang mampu bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehariharinya saja
kesullitan tetapi sang anak mempunyai semangat untuk melanjutkan ke pendidikan
tinggi atau kuliah. Inilah yang menjadi problem sebagian masyarakat Indonesia
dan menjadi faktor kurangnnya sumber daya manusia di Indonesia.
Seperi
halnya saya, Nama saya Zezen Zainul Ali, saat ini saya sedang menempuh
perkuliahan tepatnya Semester 6 di IAIN Metro Lampung, saya adalah anak pertama
dari pasangan suami istri yang berasal dari keluarga kurang mampu. Bapak hanya
petani dan buruh serabutan dan Ibu
dirumah.
Sejek
kecil didik dengan hidup dengan penuh kesederhanaan yang mengajarkan arti
kehidupan kalau kita tidak mau berusaha maka kita tidak akan menjadi apa-apa,
kesederhanaan ini mulai saya terapkan ketika masuk bangku sekolah MI, memulai
sekolah diusia 5 tahun yang relatif masih dianggap belum mampu menerima
pelajaran sekolah tapi saya membuktikan bahwa saya mampu.
Saya
teringat hari pertama masuk sekolah, saya diantarkan oleh ibu tas yang
seyogyanya dignakan untuk membawa buku dan terbuat dari bahan kain yang layak,
kala itu saya berangkat dengan menggunakan tas plastik dan memakai sendal
jepit, tapi waktu itu tidak ada rasa malu karena semangat bersekolah mengalahkan
rasa malu itu.
Kesederhanaan
ini berlanjut saat masa sekolah di tingat menengah pertama, saya sekolah di
madrasah tsanawiyah yang mana lokasi sekolah tersebut lumayan jauh sekitar 6
kilometer dari rumah, setiap hari perjalanan menuju sekolah menggugakan sepedah
disaat kawan-kawan yag lain sudah menggunakan motor, lagi-lgi karena rasa
semangat yang kuat semua dijalani dan berlangsung sampai lulus.
Selanjutnya
Saya meilih Sekolah Menengah Atas sebagai tempat petualangan dalam meraih ilmu,
namun ada sebuah cerita yang ku anggap sedih dan lucu , saat di jenjang seolah
sebelumnya saya berminat untuk bersekolah di SMK dan memilih teknik mesin,
namun karena biaya yg mahal orang tua tidak meretustuinya dan ada rasa sedih.
Lalu aku memutuskan untuk sekolah di SMA awalnya tidak terpikir tapi aku
mendengan disekolah ini klub sepak bolanya bagus seketika memutuskan untuk
sekolah disini, karena memang saya mempunyai hobi sepak bola.
Lag-lagi,
kesederhanaan dan berkat do’a , Allah SWT selalu memberikan rezeki yang tidak
diduga oleh mahluknya, selama sekolah saya mendapatkan beasiswa dan dibebaskan
pembayaran. Namun meskipun demikian karena memang saya suka membeli buku uang
dari beasiswa saya gunakan untuk membeli buku.
Menjelang
akhir sekolah impian kuliah melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi
pun ada, dari situ mulai bersemangat untuk mencari info tentang dunia
perkuliahan kepada kakak-kakak yang sudah merasakan bagiaman cara masuk kuliah
dan pembelajaran dalam kuliah. Sembari mencari info, meminta ijin kepada orang
tua pun dilakukan, namun tidak sesuai dengan harapan, ibu menyarankan agar
tidak kuliah karena kondisi keluarga yang pas-pasan ditambah lagi kondisi bapak
yang sedang sakit, bapak sakit seperti infeksi ditanggan yang mengakibatkan
segala jenis pekerjaan yang dilakukan oleh tangan tidak bisa dilakukan.
Hari
pun terus berlalu, rasa ingin melanjutkan sekolah ke dunia perkuliahan tetap
ada, mencoba meyakinkan orang tua kembali itu yang dilakukan, dan usaha
tersebut membuahkan hasil, orang tua mumberi support namun dengan syarat
memilih perguruan tinggi yang terdekat dan pada saat itu orang tua menyarankan
di STAIN Metro dan memang disana kakak sepupu sudah berkuliah disana.
Saat
masa pendaftaran tiba, mimpin dan
keinginan pun sirna seketika, kondisi bapak yang sedang sakit semakin parah,
sebagai seorang anak tidak mungkin memaksa orang tua disaat keadaaan yang
seperti ini, kupendam dalam-dalam mimpi itu.
Setalah
pengumuman kelulusan yakni ditahun 2015, mencari pekerjaan adalah langkah awal
yang dilakukan dan untuk membantu meringankan bebah orang tua, namun tetap
tidak sesuai harapan, saat itu lamaran pekerjaan ditolak, bersama kawan mencoba
melamar pekerjaan kembali di sebuah perusahaan besar namun rezeki memang belum
berpihak lamaran kerja pun kembali ditolak, tapi itu tidak memutuskan semangat
mencoba dan mencoba selalu dilakukan, hingga akhirnya akupun diterima berkerja
di perusahaan penyalur tenaga kerja.
Selama
berkerja pasti menemukan bebeapa halangan dan rintangan, yang paling dirasa
berat adalah saya mempunyai pribadi yang diam namum karena tuntuntan pekerjaan,
berbicara didepan audien banyak adalah tuntutan, lama-lama pasti terbiasa, dan
hal itu berdampak pada keaddan saat ini dimana sering diminta untuk menjadi
pemateri.
1
tahun 6 buan berjalan berkerja rasa yang dulu pun datang kembali yakni
melanjutan sekolah kejenjang perguruan tinggi, ku ceritakan kembali rasa yang
dlu pernah hilang ini kepada orang tua, dan rasa senang pun datang ketika kedua
orang tua memberi restu dan akan berhenti berkerja dan mendaftar diawal penerimaan
mahasiswa baru pada tahun 2017.
Jelang
pendaftaran kuliah memperispakan segala berkas dan mencari-cari info tentang
pendaftaran kuliah kepada kawan-kawan, disisilain mencari info tentang beasiswa
dan ternyata ada beasiswa Bidimisi, namun dalam memenui persyaran beasiswa ini
memenmui banyak kesulitan seperti menemui kepala sekolah sampai 3 kali tetapi
kesulitan ini dapat dilalui. Saat pelaksanaan tes rasa ragu pun muncul karena
memang selama 2 tahun tidak menemukan soal-soal ujian, tapi dengan doa dan
keyakinan kulalui semua itu.
Lagi-lagi,
keagungan Alloh SWT terbukti, Hari pengumuman kelulusan pun tiba, rasa gemetar
deg-dengan yang dirasakan. Dan senang, haru, bangga seketika dirasakan saat
dinyatakan lulus dalam tes ini dan dinyatakan sebagai penerima beasiswa
Bidikmisi tangis harupun menghampiri seketika bersujud syukur atas apa yang
Alloh berikan. Seketika kuberlari memberi info yang bahagia ini kepada orang
tua.
Perkuliahan
pun sudah berjalan, awalnya yang dirasankan adalah rasa ragu karena takut tidak
bersaing dengan kawan-kawan yang memang baru lulus dari dari sekolah. Tapi
mungkin dibalik hikmah perjalan hidup yang lalu dan saat berkerja, saya pun
dapat bersaing dengan kawan-kawan dan termasuk mahasiswa yang berprestasi,
dengan mengikuti kegiatan organisasi kampus dan menjadi ketua disalah satu
ormawa kampus yaitu Pramuka dan menjadi tokoh sentral disetiap organisasi yang
diikuti terutama di Ikabim yakni Ikatan Keluarga Besar Mahasiswa Bidikmisi yang
ada di IAIN Metro, dan juda ikut mewakili kampus dalam berbagai kegiatan
seperti Pekan Kreatifitas Mahasiswa Se-sumatera di Palembang, lalu pelatihan
Instruktur Nasional Moderasi Bergama yang dilaksanakan Kementrian Agama dan
even nasional di semarang, menjadi yang takterlupa adalah ketika mewakili
provinsi dalam Kongres Indonesia Millenianl Movement di Istana Kepresidenan di
Bogor dan bertemu dengan Prisiden Joko Widodo secara langsung serta
berkesempatan mengikuti kegiatan Student Mobility Program ke Malaysia dan
Thailand.
Lagi-lagi
rencana Alloh yang tidak terduga oleh mahluknya, dari perjalanan yang berliku
menghasilkan sesuatu yang tidak terduka dan bersyukur atas itu.
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
ReplyDeleteSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
arena-domino.club
arena-domino.vip
100% Memuaskan ^-^