Assalamualikum
warahmatulahi wabaraktuh…
Hai,
perkenalkan nama saya Dwi Winarti, asal saya dari Purworejo, Jawa Tengah. Saya
mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Sedikit berbagi cerita tentang perjuangan saya untuk kuliah. Saya
adalah lulusan tahun 2017 di SMA N 5 Purworejo, yang telah mengikuti berbagai
seleksi masuk perguruan tinggi. Mulai dari SNMPTN dan SBMPTN. Tapi, saya adalah
salah satu orang dari ribuan siswa yang belum beruntung untuk bisa lolos tes
tersebut. Masih saya ingat waktu itu ketika saya tahu bahwa saya tidak lolos
SNMPTN, saya menangis di hadapan orantua saya, mungkin karena terlalu berharap.
Akhirnya, saya mencoba keberuntungan lain dengan megikutu SBMPTN, hasilnyapun
sama masih belum diberi kesempatan. Sempat mau ikut ujian mandiri, tapi guru
bhs Inggris saya Pak Panji Irawan tidak menyarankan karena mahal biayanya.
Beliau juga menyarankan agar saya belajar untuk SBMPTN tahun depan saja.
Alhasil saya sependapat dengan beliau. Aku belajar ikhlas walaupun aku sangat kecewa
dan belum rela.
Jeda beberapa bulan, akhirnya aku memutuskan untuk merantau ke
Semarang, hal itu atas saran orangtua saya, toh daripada nganggur mending cari
uang buat biaya kuliah tahun depan pikir saya. Pertama kali merantau it’s hard,
aku benar-benar sendiri. Gak punya siapa-siapa. Menangis setiap malammnya tidak
cukup mengobati rasa sepiku. Aku bertahan selama 5 bulan bekerja di sebuah
pabrik garmen yang sebagian besar orang tahu betapa keras di dalamnya. Tapi aku
bersyukur aku diajarkan untuk menjadi wanita yang kuat dan mandiri selama di
perantauan. Setelah pulang aku meminta izin orang tua untuk melanjutkan kuliah,
tapi mereka tidak mengizinkan karena mereka takut tidak bisa membiayainya
karena ayah saya hanya seorang kuli bangunan dan ibu saya seorang ibu rumah
tangga. Akhirnya, aku disuruh bekerja di sebuah KSP di Magelang. Bertahan 1
bulan aku tidak betah karena memang aku tidak ingin bekerja aku ingin sekolah.
aku berusaha meyakinkan kedua orangtua. Saya mencari beasiswa untuk tetap bisa
kuliah, waktu itu bidikmisi berlaku 2 tahun, aku memanfaatkan hal tersebut di
tahun 2018.
Aku menghubungi pihak SMA. Setelah diurus dan disurvey rumah saya
ternyata saya tidak lolos seleksi
bidikmisi. Sudah hampir putus asa, tapi saya tetap meyakinkan kedua
orangtua saya. Akhirnya saya mengambil beasiswa lain yang ada di kampus.
Setelah 1 semester berlalu, Alhamdulillah ada kloter tambahan beasiswa
bidikmisi dan Alhamdulillah saya ada dalam nama tersebut. Dan dari hal itu saya
percaya bahwa Allah Maha Tahu. Tahu siapa yang berjuang keras. Dan saat itu
saya benar-benar berjuang sendiri mengurus berkas-berkas. Dan Alhamdulillah
sampai sekarang kuliah lancar. Terimakasih Bidikmisi…walaupun saya kuliah di
kampus swasta dan kecil tapi itu tidak menjadikan saya kecil hati. Jadilah besar di kampus yang kecil daripada
jadi kecil di kampus yang besar.
Jangan lupa berdoa dan berusaha, sesungguhnya Allah Maha Tahu dan
Maha Melihat. Tetap semangat kuliah dan gapai cita-citamu. Sertakan Allah dalam
setiap langkahmu. ‘Knowledge is a power. Never give up to gets Allah’s blessings.”
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatih.